Dimanapun anda menyimpan aset anda sebagai investasi, pastikan layanan tersebut aman dan terpercaya, dan pastinya yang berkah lebih utama. Seperti investasi Deposito di BMT Baiul Manshurin insyaaAllah berkah, aman dan terpercaya. Buat uang bekerja untuk anda sekarang juga, Hubungi di +62 888-0959-0980 atau klik disini. Gajianggota DPR RI 2019-2024 terbilang cukup kecil untuk ukuran wakil rakyat, tapi tunjangannya banyak. Pokoknya Kecil, Tunjangannya Banyak; Gaji Anggota DPR RI 2019: Pokoknya Kecil, Tunjangannya Banyak Pandemi Covid-19 Beri Berkah, Yesti Sukses Bisnis Camilan; Selengkapnya. TEKNOW. iPad 2024 Terbaru Apple Tipis, Ringan Banget GAJIKECIL TAPI CUKUP KARENA BERKAH. Matematika Gaji dan Logika Sedekah. Dalam satu kesempatan tak terduga, saya bertemu pria ini. Orang-orang biasa memanggilnya Mas Fast Money. Pernahkah kamu melihat ada seseorang yang sudah bekerja namun selalu mengeluh dengan berbagai macam alasan? Padahal penghasilannya menurutmu sudah lebih dari cukup untuk ukurannya. Lalu apa yang membuatnya senantiasa mengeluh? Hal ini mungkin terjadi kepada temanmu, keluargamu, atau bahkan kamu sendiri. Sebenarnya apa yang membuat saya tidak bahagia pada pekerjaan saya sendiri yang nyata-nyata saya dibayar perusahaan yang harusnya mencukupi kebutuhan saya? Bisa jadi itulah yang dinamakan ketidakberkahan, bayaran cukup namun selalu merasa kurang. Sedikit pemahaman Tidak berkah, banyak orang yang menyebutkan bahwa kerjaan saya tidak berkah, memang apa maksudnya berkah itu? Saya mungkin tahu istilah, gaji cukup namun masih merasa kurang’, tetapi maksudnya itu apa? Coba baca kisah berikut ini, Alkisah, Ada seseorang menemui seorang Imam. Dia mengadukan hidupnya yang serba kekurangan. Dia bercerita, dirinya seorang karyawan yang bekerja di tempat orang lain, dengan gaji 5 dirham. Gaji senilai itu, ternyata tidak cukup. Anehnya, sang Imam justru menyuruh orang ini untuk meminta agar majikannya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang inipun melakukannya. Setelah berselang beberapa waktu, dia datang lagi. Dia masih mengeluhkan keadaannya. Gaji 4 dirham ternyata juga tidak cukup. Masalah belum terselesaikan. Sang Imam memberi saran yang sama. Minta kepada majikannya untuk mengurangi gajinya menjadi 3 dirham. Diapun meninggalkan sang imam dengan penuh keheranan. Namun dia turuti semua saran Sang Imam. Setelah berselang beberapa hari, orang ini datang lagi. Kali ini tidak untuk mengadukan masalahnya, tapi untuk berterima kasih. Ternyata saran Sang Imam telah memberikan solusi untuk kekurangannya. Ternyata 3 dirham sudah mencukupi semua kebutuhannya. Hidupnya menjadi lebih berkah. Beliau berterima kasih atas nasehatnya, dan ingin tahu apa rahasianya. Ini semakin sedikit, semakin manfaat baginya. Sang imampun mulai menyampaikan nasehatnya, “Dari awal anda bekerja, anda memang tidak berhak menerima gaji lebih dari 3 dirham. Karena itu, kelebihan 2 dirham sehingga anda menerima 5 dirham, itu uang yang bukan haknya. Ketika ini bercampur dengan uang halalnya, itu akan mencabut keberkahan dari harta yang dia miliki. Tetapi bagaimana mungkin mendapatkan sesuatu yang justru membuat lebih merasa kekurangan? Hal ini sangat menarik untuk dibahas. Pendidikan sebelum melamar kerja Pernah melihat buruh yang berdemo karena merasa upahnya tidak cukup dan ingin minta dinaikkan? Dan masih terus berdemo dengan tujuan yang sama pada tahun berikutnya karena semakin merasa kurang padahal upahnya sudah dinaikkan? Iya, benar. Itu adalah salah satu contoh dari ketidakberkahan. Sebenarnya sebelum seseorang menulis lamaran kerja, mereka wajib mempelajari apa itu manajemen resiko, etos kerja, dan pelayanan. Sayangnya pendidikan kerja semacam itu baru mulai diajarkan ketika sudah merambah ke dunia perkuliahan, mengingat kebanyakan karyawan yang mengeluh karena tidak berkah adalah sebagian besar lulusan SMA sederajat, atau bahkan lebih rendah dari itu. Di sinilah alasan utama mengapa banyak perusahaan yang memandang sebelah mata lulusan SMA, sehingga walaupun mereka diterima kerja, mereka akan sedikit tidak dianggap’ karena dirasa masih belum mengerti akan manajemen, birokrasi, dan pelayanan; yang mana itu juga menjadi sebab datangnya berkah. Apa maunya perusahaan? Lulusan SMA sederajat seharusnya mempelajari tiga hal dari apa yang telah saya sebutkan di atas sebelum mereka benar-benar mulai bekerja untuk pertama kalinya. Sebagai contoh adalah manajemen resiko, di mana saya akan beri suatu studi kasus di bawah ini. Dihimbau agar tidak mencari buku tentang Manajemen Resiko di toko-toko buku khawatir kamu justru akan kebingungan. mulailah membuat daftar resikomu sendiri yang paling sederhana, sebagai buruh pabrik bagian gudang, misalnya. Maka resiko yang akan kamu hadapi adalah kekurangan stok barang, kehilangan, barang rusak, barang tiba-tiba tidak sesuai, dan sebagainya. Di sinilah kamu harus membuat seluruh daftar resiko tersebut dan mulai menyusun apa solusinya, mungkin bisa ditanyakan kepada yang lebih berpengalaman. Terlebih lagi, sebelum kamu mulai bekerja, kamu harus mengetahui apa tujuan perusahaan merekrut kamu, karena perusahaan pasti tidak akan membuka sebuah lowongan pekerjaan jika tidak ada sebab tertentu, terutama jika bukan karena perusahaan ingin memiliki untung yang lebih. Karyawan yang berhasil diterima seharusnya ia menyadari bahwa perusahaan benar-benar mempercayai kinerjanya untuk bekerja sama membuat perusahaan lebih berkembang. Buktinya, perusahaan tersebut memilih ia dari beberapa pelamar yang telah tersingkir. Tahap selanjutnya saya lebih memilih untuk fokus terhadap sektor pelayanan, karena di sanalah kebanyakan berkah didapat. Customer adalah raja Yap, semua yang bekerja di bidang pelayanan mengetahui istilah tersebut. Apakah terpikirkan olehmu mengapa tercipta istilah tersebut? Customer adalah sebab mengapa sebuah perusahaan dapat berdiri dan bertahan, karena customer atau pelanggan adalah pihak yang paling berarti dalam hal menggajimu dan bahkan menggaji bosmu. Saya membagi customer yang saya maksudkan adalah customer eksternal menjadi 3 tingkatan Customer tingkat rendah pembeli, penyewa, pasien, pengunjung, dan penumpang. Customer tingkat menengah klien, nasabah, dan pasien untuk dokter spesialis. Customer tingkat tinggi investor. Meskipun kamu mendapatkan customer kelas rendah bukan berarti kamu harus bersikap rendah kepada mereka. Yang saya maksudkan di sini adalah, pembagian tingkat customer merujuk kepada tingkat resikonya, yang juga berdampak kepada nilai jual kamu. Contoh, kamu bekerja di perusahaan transportasi yang customernya adalah penumpang. Maka nilai jual kamu adalah sebanyak yang dibayarkan penumpang kepadamu. Resiko melayani penumpang juga masih terhitung kecil, yang sebagian besar hanya sebatas tidak dapat diatur hingga dimaki. Tidak seperti customer tingkat berikutnya yang jauh lebih parah. Dalam bekerja dengan bertatap muka langsung kepada customer, halang rintang berupa resiko sangat banyak ditemui di lapangan. Inilah mengapa sebelum bekerja, calon karyawan harus mengerti apa itu dasar pelayanan, etos kerja, dan manajemen resiko. Karena kedudukan customer lebih tinggi dari bos kamu bahkan yang tingkat paling rendah sekalipun, kamu dituntut agar memberikan pelayanan terbaik tidak peduli sejahat apapun customer kamu. Customer dan keberkahan Dalam perusahaan ada yang disebut SOP Standar Operasional Prosedur sebagai panduan tata aturan dalam bekerja, dan SPM Standar Pelayanan Minimum sebagai panduan dalam menghadapi customer. Sehingga mungkin tidak berlebihan saya sebutkan bahwa SOP menjemput gaji dan SPM menjemput berkah berkahnya dari Allah, bukan yang lain. Tadi saya sebutkan bahwa nilai jualmu adalah apa yang dibayarkan oleh customer. Apa itu nilai jual? Nilai jual adalah harga’ kamu yang dilirik oleh perusahaan sebagai tolok ukur dalam pemberian gaji. Semakin tinggi nilai jualmu, maka semakin tinggi pula jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan untuk menggajimu. Tingginya nilai jual juga tidak membuatmu khawatir jika kamu keluar dari perusahaan untuk mencari perusahaan lain karena kamu akan menjadi aset yang berharga bagi suatu perusahaan. Jika nilai jualmu rendah, misalnya, melayani pelanggan tanpa senyum, tidak serius, meremehkan, lambat, dan sebagainya, tentu hal itu dapat berpengaruh dalam menentukan seberapa besar kamu dibayar. Bayangkan jika kamu membangun perusahaan dan mendapatkan karyawan seperti itu, pasti kamu tahu apa yang harus dilakukan. Masih punya keterkaitan dengan kisah yang diceritakan di bagian awal, keberkahan tergantung kepada nilai jual. Jika gajimu per bulan adalah 3 juta namun nilai jualmu hanya pantas berada di kisaran 1 juta, maka sudah dapat dipastikan 2 jutanya menjadi tidak berkah alias bukan menjadi hak milikmu. Gaji cukup kok bisa kurang? Kadang suka bingung, gaji 10 juta kok masih merasa kurang? Padahal tanggungannya sedikit, dan kebutuhannya tidak terlalu banyak. Adapula yang sebulan gajinya 1 juta namun sudah seperti orang kaya. Di sinilah letak berkah tidaknya penghasilanmu. Rasulullah saw. bersabda, “…Allah menyukai seorang pekerja kalau melakukan suatu pekerjaan agar melakukannya dengan baik profesional.” HR. Abu Ya’la, no. 4386, Syua’b Al-Iman, no. 5312 Lihat Bab Akhlak Jika ada karyawan yang selalu menuntut haknya dan melupakan kewajibannya, terlebih jika mereka mengatakan bahwa tanpa karyawan perusahaan tidak akan dapat untung, maka dengan mudah dijawab, “Jika menurutmu seperti itu maka silakan tinggalkan perusahaan ini dan cari yang lebih baik. Perusahaan tidak bermasalah kehilangan kamu atau bahkan dapat mengurangi beban dengan sebab ketidakprofesionalan kamu. Selama tingkat pengangguran masih tinggi tidaklah kami khawatir merekrut yang lebih baik dari kamu. Karena kami lebih khawatir kehilangan pelanggan karena kamu, dengan sebab pelanggan yang membuat perusahaan bertahan dan menggajimu.” Sebab tidak berkah, walaupun gaji kita lebih dari cukup, kadang suka ada faktor yang membuat kita merasa kurang, seperti mungkin tagihan yang tiba-tiba membludak, uang yang hilang, sakit, kebutuhan yang tidak mengerti datangnya darimana, dan sebagainya. Sebab tidak berkah Perlu diketahui, teman, korupsi, dan riba adalah sebagian besar sebab dari sebab-sebab yang menyebabkan penghasilan seseorang menjadi tidak berkah. Teman menjadi penyebab tidak berkah? Teman yang mana? Yaitu karyawan yang senyum kepada temannya namun kepada customernya justru tidak. Ini jelas mengurangi pelayanan yang menyebabkan kurangnya berkah. Lalu korupsi? Korupsi bukan hanya uang, namun waktu dan penggunaan fasilitas di luar ketentuan adalah salah satunya. Contoh, karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan transportasi misalnya kereta atau bus, menduduki kursi yang nyata-nyata milik customer penumpang. Mungkin tidak masalah jika sedang kosong, yang dimasalahkan adalah ketika hak customer tidak diberikan. Yang terakhir adalah riba. Meminjam kepada rentenir, bank, atau melakukan kredit misalnya. Semua berhubungan dengan bunga. Tentu itu riba dan membuat penghasilan seorang karyawan menjadi tidak berkah. Mungkin perlunya perusahaan melakukan training atau pembinaan karyawan dengan sangat ketat dapat membantu menekan tingkat ketidakberkahan. Mengingat kebanyakan karyawan adalah lulusan SMA yang nyata-nyata belum punya pengalaman kerja dan belum memiliki pengetahuan tentang kerjaan, maka perlu adanya binaan baik mengenai hal ini. Yang terpenting, kerja itu dengan niat karena Allah, bukan dengan hal lain. Karena orang yang bekerja dengan hati, biasanya memperoleh hasil maksimal. —— Secara literal kita mengukur gaji kita melalui angka yang kita peroleh pada setiap bulan. Tetapi kenapa ada yang bergaji RM5,000 tapi tak mampu menyimpan, manakala yang bergaji RM2,000 pula mampu menabung untuk masa depan? Apabila tiada keberkatan gaji, datanglah bermacam-macam dugaan. Walau gaji besar, dicampakkan ke dalam hatinya nafsu untuk bergaya dan joli merata-rata. Kereta mahal tetapi sering rosak kena baiki. Gaji besar atau banyak mana sekalipun, jika seseorang pekerja itu tidak jujur, culas dan menyalahgunakan kuasa, akan hilang keberkatan dalam gajinya. Sebab itu kita banyak mendengar keluhan atau rungutan dari rakan-rakan sekerja dalam apa jua sektor sekalipun yang gaji mereka tak cukup walaupun sudah mencecah lima angka. Keberkatan rezeki antara perkara utama yang mesti dan perlu dititikberatkan dalam hidup. Rezeki bukan sekadar wang, harta, makanan dan minuman. Sebaliknya jodoh, anak, pangkat, nama baik, kedudukan dan sebagainya juga boleh disebut sebagai rezeki. Rezeki yang dicari dan diusahakan itu pula dibuat belanja untuk beli makanan atau bagi yang sudah berkeluarga dibawa pulang ke rumah untuk diberi makan anak isteri. Ada orang memandang ringan isu keberkatan rezeki ini. Pada mereka ia hanya isu kecil yang tidak perlu diperbesarkan. Mereka tidak sedar wujudnya hubungan langsung antara keberkatan rezeki dan setiap aspek kehidupan kita. Ada beberapa sebab yang boleh menyebabkan rezeki tidak berkat. Pertama adalah yang kita nampak akan hukumnya dalam Islam iaitu rezeki yang datang daripada sumber pendapatan yang haram seperti berjudi, rasuah, mencuri, menipu dan seumpamanya. Tidak kurang juga bahayanya adalah apabila kita tidak menyedari bahawa secara halus rezeki itu boleh hilang keberkatan apabila kita yang dibayar upah atau digajikan untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau memikul sesuatu tugasan tetapi tidak melakukannya dengan bersungguh-sungguh atau melakukannya dengan tidak sempurna. Lazimnya ia berlaku di tempat kerja seperti curi tulang, datang lewat, malas, menipu majikan, kerja tidak bersungguh-sungguh, melakukan kerja lain dalam waktu bekerja, tidak serius ketika bekerja, dengki, iri hati dan seumpamanya. Carilah keberkatan dalam urusan mencari rezeki semoga dipermudahkan dan mendapat kebahagiaan atas apa yang diperoleh itu. Siapa pun orangnya, pasti menginginkan gaji yang besar. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan dan juga semua keinginan. Namun apakah Anda juga pernah bahkan sering mendengar keluhan di sekeliling Anda bahwa gaji yang diterima tiap bulan tidak pernah cukup, bahkan hanya pas untuk membiayai kebutuhan pokok saja. Bahkan lebih ironis lagi ketika sebagian orang yang punya pekerjaan tetap namun masih harus “nombok” alias berutang kiri-kanan untuk memenuhi kebutuhan tak jarang terjadi. Padahal gaji pas-pasan sekalipun sejatinya tidak sepenuhnya benar untuk dalih sulit mencukupi kebutuhan pokok. Terlebih lagi beranggapan bahwa kebutuhan hidup cukup sulit dipenuhi selama hanya jadi karyawan. Sebab jika dipelajari lebih dalam dengan melakukan pengaturan keuangan dengan baik, menjadi karyawan juga bisa kok untuk menutup kebutuhan, dan bisa menabung dengan baik. Bahkan sebenarnya dengan pendapatan yang tetap itu, maka perencanaan keuangan pun lebih mudah pengaturannya. Maka dari itu, cobalah untuk menghindari beberapa alasan yang membuat gaji terasa selalu kurang, dan kenali penyebabnya. Berikut penyebab kenapa gaji bulanan Anda selalu terasa kurang, di antaranya Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya! Bandingkan Produk KTA Terbaik! 1. Gaya Hidup Hedon’ Belanja memang menyenangkan tapi harus dikontrol juga Gaya hidup hedonisme memang identik dengan konsumtif. Perilaku yang suka menghambur-hamburkan uang alias boros ini tak lepas dari sifat konsumtifnya akan segala hal yang diinginkan, tanpa berpikir panjang. Sikap konsumtif sudah pasti bertolak belakang dengan produktif. Maka berapapun uang yang ada, tidak akan pernah cukup bila kita memiliki gaya hidup yang hedon’ ini. Gaya hidup ini seringkali tidak memperhatikan mana yang prioritas dan mana yang tidak. Asal ingin memiliki suatu barang atau sekedar mengikuti tren yang ada, tanpa berpikir panjang, semuanya dibeli. Menghabiskan waktu setiap ada kesempatan untuk cuci mata di mall dan memanjakan diri dengan produk-produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan akan menguras cepat menguras dompet dengan cepat. Tahu kah Anda, wisata kuliner yang berlebihan itu pun sebenarnya juga gaya hidup hedon’. Sebab harga jual makanan itu pun umumnya tidak semurah bila kita membeli bahan-bahan makanan untuk memasak sendiri. Satu porsi untuk sekali makan saja, harganya bisa puluhan ribu. Belum lagi di tempat-tempat yang dibilang prestisius. Anggap saja harga Fish and Chip satu porsi 1 Minggu 7 porsi x = 1 Bulan 30 porsi x = 1 Tahun 365 porsi x = Ilustrasi itu hanya satu menu pokok saja. Belum lagi dengan aneka macam minuman dan makanan ringan lainnya yang rata-rata harganya juga relatif cukup mahal. Jadi mengejar dan menikmati kesenangan dari materi sebagai tujuan utama dalam hidup ini adalah yang sebenarnya bisa membuat berapa pun gaji diterima akan terasa kurang terus. Jadi, bijaklah membelanjakan uang Anda dengan tidak membeli barang yang tidak perlu. Jauhkan dari hanya sekedar ingin’ ketika pergi ke pusat perbelanjaan dan tempat-tempat kuliner. 2. Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol Merokok merugikan kesehatan juga kantong Anda Musuh pertama dari sikap hidup hemat adalah gaya hidup kita sendiri. Salah satu gaya hidup orang yang sebenarnya buruk dan jelas berdampak langsung bagi kesehatan adalah kebiasaan merokok. Setidaknya bila masih terus hendak memelihara kebiasaan merokok maka perhatikan hitungan berikut ini 1 bungkus rokok 1 Minggu 7 bungkus x = 1 Bulan 30 bungkus x = 1 Tahun 365 bungkus rokok x = Perhitungan ini adalah asumsi dasar bahwa dalam sehari, seorang perokok bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Kelihatannya mungkin kecil tapi pada dasarnya ini sama saja dengan 20 % dari gaji perbulan yang didapatkan, dengan asumsi gaji adalah per bulan. Tentu kalkulasi ini terus bertambah bila jumlah bungkus rokok yang dihabiskan lebih banyak. Ini hanya satu kebiasaan buruk saja, bayangkan bila ditambah dengan kebiasaan buruk lainnya. Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi minuman alkohol. Selain dampaknya yang buruk bagi kesehatan yang ujung-ujungnya juga bisa menelan biaya perawatan dan pengobatan apabila mengidap suatu penyakit akibat minuman ini, alkohol juga dikenal dengan harganya yang tidak semurah minuman ringan. 3. Tidak Bisa Membedakan Mana Irit dan Mana Yang Pelit Mobil tergores “Jangan sampai mau untung malah buntung”, ada yang bilang demikian. Terkadang sikap demikan kerap terjadi. Maksudnya ingin irit, malahan terkesan pelit yang ujung-ujungnya jadi rugi lebih banyak. Sebagai contoh adalah kasus parkir liar, karena orang enggan membayar lebih mahal untuk parkir resmi. Kelihatannya memang murah, karena hanya 2000 sekali parkir, tapi bila dikalikan tentu bisa jadi besar. Ini hanya dari segi biaya parkirnya, yang tidak kelihatan justru adalah risikonya, karena bisa jadi mobil terserempet kendaraan lain, tertabrak, dan yang lebih parah adalah hilang karena dicuri. Baca Juga Cara Memilih Asuransi Kendaraan dengan Tepat 4. Obsesi Mengejar Obral’ dan Diskon Mengejar produk yang diobral murah Hal lain yang juga perlu dikenali gemar mencari barang-barang yang diobral murah atau potongan harga dengan model diskon. Ini memang memberikan keuntungan bila barang yang sedang didiskon tersebut memang produk yang dibutuhkan. Namun kebiasaan mengejar diskon ini juga tak selalu baik. Sebab akan mendorong untuk membeli barang tersebut meski sebenarnya tidak diperlukan. Terlebih lagi bia menjadi tergiur untuk membeli dengan jumlah yang banyak. Dan yang perlu diperhatikan lagi, sesungguhnya harga-harga barang yang didiskon itu tidak selalu benar-benar murah. Tidak sedikit pula sebenarnya harga tersebut sudah dinaikkan terlebih dahulu baru dibanderol dengan label diskon sekian persen, hanya untuk menarik keinginan konsumen untuk membelinya. Bagaimanapun juga model diskon juga kerap sebagai strategi marketing saja. Memanfaatkan efek psikologis orang untuk tidak enggan membelanjakan uangnya. Jadi cermat dalam melihat promo-promo sangat penting agar tak sekedar tergoda dengan promo semu yang ditawarkan. Sebab barang diskon dari cuci gudang terkadang jumlahnya terbatas, ada kemungkinan mendapatkan yang berkualitas rendah. 5. Tidak Paham Layanan Keuangan Manfaatkan layanan keuangan yang ada Data dari World Bank menunjukan bahwa 49% masyarakat Indonesia masih belum tersentuh dan tidak mengerti pentingnya layanan finansial perbankan. Alasannya pun bermacam-macam, 79% mengatakan tidak memiliki layanan perbankan, termasuk juga tentunya rekening bank, dan sisanya mengatakan alasan lain-lain, termasuk tidak merasa mendapat manfaat dari menabung, tidak punya pekerjaan tetap sehingga perlu rekening sebagai sarana pay roll dari bank dan sejenisnya. Ini tentu mengejutkan, karena dengan demikian maka ada kemungkinan banyak masyarakat yang belum melek terhadap pentingnya layanan finansial. Padahal memahami adanya layanan finansial ini memberikan banyak manfaat sebagai pengelola keuangan lebih baik. 6. Selalu Defisit Paling tidak enak bukan bila punya utang? Defisit keuangan terjadi ketika pendapatan tidak sebesar pengeluaran. Peribahasa besar pasak daripada tiang’ ini merupakan bencana keuangan. Bagaimana tidak? Sebab pendapatan yang diperoleh setiap bulannya ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok dan masih harus mencari pinjaman sana-sini untuk menutupnya. Gaji bulanan pun seolah hanya numpan lewat saja. Padahal kebutuhan untuk masa depan sangat penting untuk dipersiapkan dari sebelumnya. Untuk itu bijak menggunakan pendapatan dan cermat dalam membelanjaan sangat penting diperhatikan bila tidak ingin hanya gali lobang tutup lobang, pinjam uang tutup utang’. 7. Enggan Buat Anggaran Perbulan dan Tak Sadari Pentingnya Investasi Kenali investasi dan nikmati manfaatnya Meski layanan investasi dan panduan dalam membuat anggaran bulanan sudah banyak ditemukan, namun nyatanya tidak sedikit yang masih belum memanfaatkannya. Padahal dengan membuat pos anggaran per bulan dengan baik, maka akan melatih diri untuk disiplin dan bijak menggunakan penghasilan. Begitu juga dengan investasi, tak sedikit orang masih menganggap bahwa menabung saja sudah cukup, padahal ada faktor lain seperti misalnya inflasi dan gangguan finansial makro lainnya. Dengan memanfaatkan layanan investasi, artinya kita memutar uang kita untuk lebih berkembang dan mendapatkan untung lebih. Sehingga uang tidak hanya berdiam di dalam dompet atau di bawah bantal saja, tapi dimanfaatkan untuk memperoleh return yang tinggi. Tentu yang harus diperhatikan juga adalah memilih instrumen investasi yang baik dan aman serta nyaman sesuai keinginan. Baca Juga Inilah 7 Produk Investasi Pilihan Beserta Kelebihan dan Kekurangannya 8. Menganggap Sepele Asuransi Jadikan diri merasa aman dan nyaman karena terlindungi oleh asuransi Jangan sekali-kali menyepelekan pentingnya memiliki asuransi, baik kesehatan maupun asuransi jiwa. Tentu hidup aman-aman saja dan terhindar dari sakit dan penyakit itu harapan semua orang. Namun kita tidak pernah tahu kapan sakit atau bencana itu datang menghampiri. Sudah pasti mengantisipasi atau mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan itu penting daripada tidak sama sekali. Bisa dibayangkan ketika ketika sakit, biaya perawatan dan pengobatan tidaklah murah. Bila memiliki asuransi, maka beban tagihan itu bisa dilindungi oleh asuransi. Bila tidak, bisa-bisa seluruh harta benda dijual hanya untuk biaya pengobatan. 9. Punya Terlalu Banyak Kartu Kredit dan Minim Bayar Tagihan Jangan terlalu banyak kartu kredit bila tak ingin pusing membayar tagihannya Punya kartu kredit sebenarnya adalah keuntungan, asal tau cara mengelola dengan benar. Bila tidak, maka akan jadi bencana keuangan, apalagi bila sudah sukses aplikasi kartu kredit yang pertama. Selanjutnya bisa kecanduan dengan kemudahannya, dan akhirnya terus mengajukan hingga terlalu banyak pegang kartu kredit. Sementara itu, kemampuan membayar tagihan kartu kredit hanya sampai batas jumlah minimum, tidak termasuk bunga cicilan tagihan kartu kreditnya. Padahal yang demikian akan memperparah keuangan. Pasalnya, bila belum lunas tagihan di bulan sebelumnya akan diakumulasikan di bulan berikutnya. Semakin menunggak maka semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan. Nah, kebayang kan bila jumlah kartu kreditnya banyak? Gaji akan Cukup dengan Cermat Mengelola Keuangan Setiap bulan, selalu saja merasa gaji yang diterima tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Jika gaji kecil, tampaknya wajar saja bila banyak hal yang tidak bisa dipenuhi. Alih-alih bisa merasa sejahtera, tidak mengalami defisit dan gali lubang tutup lubang’ saja sudah untung. Namun berbeda halnya bila sebenarnya gaji yang diterima sudah cukup lumayan, terlebih lagi bila jumlahnya besar. Selain bisa memenuhi kebutuhan pokok, tentunya juga ada uang lebih untuk sesuatu yang lain. Namun tak jarang meski gaji sudah besar, tapi rasanya tetap saja kekurangan uang menjelang akhir bulan. Nah, kondisi seperti ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam pengelolaan keuangan Anda. Bijak dalam mengelola keuangan pribadi dengan tahu alasan-alasan di atas adalah sumber dari kecukupan keuangan dari gaji setiap bulannya. Selain itu, juga akan menghindarkan diri dari stres yang mengganggu kesehatan yang ujungnya akan mengganggu keuangan bisa sakit. Untuk itu mulailah dengan cermat menggunakan gaji bulanan Anda bila tidak ingin selalu kesulitan tiap akhir bulan. Sehingga gaji bulanan pun akan terasa menjadi suatu hal yang patut disyukuri. Baca Juga Tips Cerdas Menjalankan Resolusi Keuangan

gaji kecil tapi berkah